Provinsi Riau dikenal sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Banyak
wilayah yang berada di Provinsi Riau belum menikmati listrik selama 24 jam dalam
sehari. Salah satu diantaranya adalah Kecamatan Pulau Burung yang terletak di
Kabupaten Indragiri Hilir. Sistem kelistrikan di Pulau Burung masih mengandalkan
PLTD yang hanya beroperasi selama 14 jam dalam sehari. Masalah inilah yang
mendasari agar penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami penggunaan
software HOMER guna merancang dan mensimulasikan pembangkit dengan sistem yang
di hibrid dengan PLTBm, serta untuk menganalisis kelayakan sistem hibrid yang dilihat
dari sisi teknis dan ekonomis. Hasil simulasi pada aspek teknis menandakan bahwa,
sistem hibrid dapat menghasilkan listrik sebesar 13,858,320 kWh/ tahun, hasil
pembebanan PLTBm sebanyak 23,6%. Dengan masuknya PLTBm kedalam sistem
kelistrikan Pulau Burung dapat membantu meringankan beban dari PLTD sebesar 23,6%.
Lalu hasil simulasi pada aspek ekonomis menandakan bahwa, sistem hibrid yang
disimulasikan mendapatkan nilai NPC sebesar Rp. 1.068.539.406.490,44 dan pada hasil
nilai dari LCOE sebesar Rp. 6.596,94/ kWh. Dengan hasil dari aspek teknis dan ekonomis
ini menandakan bahwasannya PLTH yang dioperasikan pada sistem kelistrikan Pulau
Burung ini dapat dikatakan layak untuk diimplemetasikan, karena dapat membantu
meringankan dan mengurangi porsi bekerja dari PLTD yang ada di Pulau Burung.