Keterlambatan proyek konstruksi merupakan suatu kondisi dimana terjadinya penambahan waktu pelaksanaan konstruksi dari waktu yang sudah ditargetkan. Pada penelitian ini penulis melakukan Evaluasi Keterlambatan Pembangunan Tower Transmisi pada Proyek Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Tangerang Baru II – Incomer (Balaraja – Suvarna Sutera). Pada penelitian ini penulis memiliki tujuan yaitu mengetahui faktor utama penyebab keterlambatan pada proyek ini. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode Relative Ranking Indeks (RRI). Metode RRI ini dilakukan dengan cara memberi peringkat pada faktor yang memiliki jumlah respon tertinggi sehingga faktor yang mendapat nilai tertinggi merupakan faktor utama dalam penyebab keterlambatan proyek pembangunan tower transmisi SUTT 150kV Tangerang Baru II - Incomer (Balaraja – Suvarna Sutera). Dari sebelas jenis faktor utama penyebab keterlambatan, terdapat 3 faktor utama yang paling berpengaruh pada proyek SUTT 150kV Tangerang Baru II – Incomer (Balaraja – Suvarna Sutera) yaitu: (1) faktor peralatan dengan bobot 0,613 ; (2) faktor situasi dengan bobot 0,493 ; dan (3) faktor managerial dengan bobot 0,487.

Construction project delay is a condition where there is an increase in construction execution time from the targeted time. In this study, the authors evaluate the delay in the construction of the transmission tower on the 150kV High Voltage Air Line Project (SUTT) Tangerang Baru II – Incomer (Balaraja – Suvarna Sutera). In this study the author has the goal of knowing the main factors causing delays in this project. The research method used by the author is the Relative Ranking Index (RRI) method. The RRI method is carried out by ranking the factors that have the highest number of responses so that the factor that gets the highest score is the main factor in the delay in the construction project of the 150kV SUTT transmission tower, Tangerang Baru II - Incomer (Balaraja – Suvarna Sutera). Of the eleven main factors causing delays, there are 3 main factors that have the most influence on the 150kV Tangerang Baru II – Incomer SUTT project (Balaraja – Suvarna Sutera), namely: (1) equipment factor with a weight of 0.613; (2) the situation factor with a weight of 0.493; and (3) managerial factors with a weight of 0.487.