Pembacaan meter dan penagihan rekening listrik pelanggan 1 fasa pascabayar secara
manual, beresiko terjadi kesalahan pembacaan meter dan tidak efektifnya penagihan
rekening listrik. PT PLN berinovasi menciptakan Smart Meter aMeter100 sebagai
pengganti kWh meter pascabayar konvensional. Untuk melihat efektivitas Smart Meter
aMeter100, dilakukan perbandingan antara kWh meter konvensional dengan Smart Meter
aMeter100. Penelitian ini menggunakan Metode membandingkan cara kerja kWh meter
konvensional dengan Smart Meter aMeter100 serta membandingkan pengaruh
penggantian meter terhadap tunggakan rekening listrik. Dari hasil penelitian diketahui
cara kerja Smart Meter aMeter100 mengubah sinyal analog hasil pengukuran arus dan
tegangan menjadi sinyal digital menggunakan sensor arus dan tegangan, kemudian
diproses menggunakan mikrokontroler, hasilnya ditampilkan pada display LCD dan
disimpan serta dikirim secara realtime ke aplikasi AMICON yang ada di kantor PT PLN
menggunakan telekomunikasi berupa modem. Pada sistem Smart Meter aMeter100
pemutusan dan penyambungan kembali listrik dilakukan dari kantor PT PLN
menggunakan aplikasi iMeter. Penerapan sistem Smart Meter aMeter100 pada daya 5500
VA, 7700 VA dan 11000 VA periode bulan Januari hingga Juni 2023 terdapat pemakaian
energi listrik pelanggan menunggak sebesar 83.761 kWh, sehingga terjadi efektivitas
kemungkinan timbulnya kerugian PT PLN sebesar Rp. 158.874.686,80 atau 7,4%.