Laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat berakibat pada tingginya kebutuhan akan sarana hunian. Pembangunan infrastruktur teknik sipil di Indonesia masih banyak yang memilih beton sebagai struktur utama. Pada penelitian ini digunakan limbah blotong yang berasal dari limbah padat proses pembuatan gula pasir yang diharapkan dapat mengganti semen dan juga digunakan limbah padat batu bara yaitu bottom ash yang diharapkan dapat mengganti pasir.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dan absorpsi dari masing masing persentase pengurangan semen akibat penambahan limbah blotong dan persentase pengurangan pasir akibat penambahan bottom ash dalam campuran beton. Benda uji dibuat dengan cetakan silinder 15 x 30 cm. Persentase pengurangan semen akibat penambahan blotong adalah 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Persentase pengurangan pasir akibat penambahan bottom ash adalah 35%. Jumlah benda uji beton yang dibuat sebanyak 72 buah. Pengujian dilaksanakan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari untuk kuat tekan dan 28 hari untuk absorpsi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian blotong dapat menggantikan semen dan pemakaian bottom ash dapat menggantikan pasir sebagai bahan dasar campuran beton.Penambahan blotong sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dan bottom ash 35% menghasilkan kuat tekan pada umur 28 hari berturut turut 25,667 MPa, 25,855 MPa, 26,100 MPa, 21,797 MPa, dan 17,268 MPa. Sedangkan untuk absorpsinya sebesar 0,328%, 0,332%, 0,485%, 0,492%, dan 0,651%. Dari hasil tersebut didapatkan nilai kuat tekan optimum yaitu pada penambahan blotong 5% dan bottom ash 35% sebesar 26,100 MPa. Dan nilai absorpsi tertinggi didapatkan pada penambahan blotong 10% dan bsottom ash 35% sebesar 0,651%.

The increasing rate of population growth has resulted in a high demand for housing facilities. Many civil engineering infrastructure developments in Indonesia still choose concrete as the main structure. In this study, we used blotting waste originating from solid waste from the sugar-making process which is expected to replace cement and solid coal waste, namely bottom ash, is used which is expected to replace sand. This study aims to determine the compressive strength and absorption of each percentage reduction. cement due to the addition of blotong waste and the percentage of sand reduction due to the addition of bottom ash in the concrete mix. .The test object is made with a 15 x 30 cm cylindrical mold. The percentage of cement reduction due to the addition of blotong was 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The percentage of sand reduction due to the addition of bottom ash is 35%. The number of concrete test objects made was 72 pieces. The test was carried out at the age of 7 days, 14 days and 28 days for compressive strength and 28 days for absorption. The results of this study indicate that the use of blotong can replace cement and the use of bottom ash can replace sand as the basic ingredient of concrete mix. The addition of blotong is 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, 10% and 35% bottom ash produced compressive strength at 28 days, respectively, 25,667 MPa, 25,855 MPa, 26,100 MPa, 21,797 MPa, and 17,268 MPa. As for the absorption of 0.328%, 0.332%, 0.485%, 0.492%, and 0.651%. From these results, the optimum compressive strength value was obtained by adding 5% blotong and 35% bottom ash of 26.100 MPa. And the highest absorption value was obtained at the addition of 10% blotong and 35% bottom ash at 0.651%