Indonesia memiliki pembangunan infrastruktur yang cukup pesat seperti gedung, perumahan, dan jalan banyak ditemui hampir di setiap kota. Pertumbuhan yang cepat harus diiringi oleh ketersediaan bahan konstruksi yang banyak salah satunya adalah untuk beton. Untuk mengurangi penggunaan semen dan kerikil, penelitian ini memanfaatkan limbah genteng beton dan fly ash untuk digunakan sebagai bahan subtitusi dari agregat kasar dan semen. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah genteng beton 25% dari jumlah agregat kasar dan fly ash sebanyak 0%, 15%, 30%, dan 45% dari jumlah semen dan direncanakan sesuai dengan SNI 7656-2012, dengan slump 75-100 mm. Parameter pengujian ini adalah kuat tekan, slump test, dan absorpsi beton. Untuk pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari, sedangkan pengujian absorpsi dilakukan pada hari ke 28. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tekan optimum terdapat pada variasi limbah genteng beton 25% dari jumlah agregat kasar dan fly ash 30% dari jumlah agregat halus yaitu 26,233 MPa pada umur 28 hari dengan nilai absorpsi sebesar 3,537% dan nilai slump sebesar 8,9 cm. Kuat tekan terendah terdapat pada variasi limbah genteng beton 25% dari jumlah agregat kasar dan fly ash 45% dari jumlah agregat halus yaitu 22,93 MPa dengan nilai absorpsi sebesar 3,329% dan nilai slump sebesar 8,6 cm.

Indonesia has a fairly rapid infrastructure development such as buildings, housing, and roads, which can be found in almost every city. The rapid growth must be accompanied by the availability of many construction materials, one of which is for concrete. To reduce the use of cement and gravel, this study utilizes waste concrete tile and fly ash to be used as a substitute for coarse aggregate and cement. The variation used in this study is concrete tile waste 25% of the amount of coarse aggregate and fly ash as much as 0%, 15%, 30%, and 45% of the amount of cement and is planned in accordance with SNI 7656-2012, with a slump of 75-100 mm. The parameters of this test are compressive strength, slump test, and concrete absorption. For testing the compressive strength at the age of 7 days, 14 days, and 28 days, while the absorption test was carried out on day 28. The results showed that the optimum compressive strength value was found in the variation of concrete tile waste 25% from the amount of coarse aggregate and fly ash. 30%of the amount of fine aggregate that is 26.233 MPa at the age of 28 days with an absorption value of 3.537% and avalue slump of 8.9 cm. The lowest compressive strength is found in the variation of concrete tile waste 25% from the amount of coarse aggregate and fly ash 45%from the amount of fine aggregate, which is 22.93 MPa with an absorption value of 3.329% and avalue slump of 8.6 cm.