Industri telekomunikasi di Indonesia memiliki prospek terus berkembang dalam dalam beberapa tahun kedepan. Industri telekomunikasi yang berkembang pada sektor itu adalah industri seluler, yang masih berpeluang penambaha pelanggan. Peluang itu ada karena ponsel pasti dimiliki oleh semua golongan masyarakat dari segala jenis umur. Tak hanya itu, tren permintaan pelanggan akan layanan data, terutama pengguna smartphone dan tablet, terus meningkat seiring harganya yang makin terjangkau oleh masyarakat luas. Meningkatnya populasi penduduk di Indonesia khususnya di daerah Jawa Tengah Kabupaten Blora, harus di iringi dengan meningkatnya sarana terutama dalam hal telekomunikasi. Karena kebutuhan masyarakat era moderen yang sangat berkebutuhan internet, maka tower Base Transceiver Station yang berada di daerah Blora juga mengalami penambahan perangkat antena. Dengan itu maka dari perusahan pemilik tower juga harus mempertimbangan kapasitas daya tahan, karena jika terjadi hal yang tidak di inginkan akan berakibat fatal. Sebab tower BTS STO Cepu berada di daerah pemukiman warga. Pengendalian dalam proyek sangat diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan yang akan terjadi pada proyek, sehingga pihak terkait dapat melakukan tindakan antisipatif yang sesuai. Pada pengembangan proyek, terdapat dua variabel yang sangat penting yang dapat mempengaruhi pencapaian proyek yaitu waktu dan biaya. Pengendalian proyek perlu dilakukan dengan baik dan sistematis untuk menentukan waktu dan biaya pengerjaan proyek. Metode pekerjaan yang di gunakan pada pelaksanaan proyek Pekerjaan Perkuatan Tower Base Transceiver Station STO Cepu, yaitu dengan memulai pekerjaan pembuatan support sling dimana berfungsi sebagai penahan tower agar tidak roboh saat melakukan pekerjaan galian pada kaki tower sebelum pengecoran. Selanjutnya pekerjaan yang dilakukan adalah perakitan besi tulangan pondasi untuk section A,B,C,D dan melakukan pengecoran dari mulai section A – D. Dari hasil analisis Schedule Performance Index (SPI) pada peninjauan pada periode ke-3 sebesar 0,848 menunjukkan bahwa proyek mengalami keterlambatan. Untuk menyelesaikan proyek dengan perhitungan analisis Earned Value mendapatkan hasil estimasi 34 hari dimana terjadi keterlambatan sebesar 3 hari dari rencana yaitu 31 hari. Berdasarkan hasil analisis perhitungan Cost Performance Index (CPI) pada peninjauan pada periode ke-3 sebesar 1,631 menunjukkan bahwa estimasi biaya untuk menyelesaikan proyek sebesar Rp. 186.822.297 lebih kecil dari yang dianggarkan yaitu sebesar Rp. 290.828.472,-

The telecommunications industry in Indonesia is very prospective to continuosly develop in the next few years. The developing telecommunications industry in this sector is the cellular industry. The opportunity exists since cellphones must be owned by people of all ages. Beside, the trend of customer demand for data services,particularly smartphone and tablet users, is increase continuosly as prices are increasingly affordable to the wider community. The increasing of population in Indonesia, especially in the area of Central Java, Blora Regency, must be supported by facilities improvement, particularly in terms of telecommunications. Due to the needs of modern society who are very dependent on the internet, the Base Transceiver Station tower in Blora area also has an antenna replenishment. Thus, the tower owner company must consider the endurance capacity, because if something that is not under control happens, it will be fatal considering the STO Cepu BTS tower is in a residential area. Control in the project is needed to identify and anticipate the unwanted possibilities that might be occur in the project, so that related parties can take well anticipatory action. In project development, project achievement is influenced by two important variables, that are time and cost. Project control needs to be done properly and systematically to determine the time and cost of the project. The method used in the implementation of the Project for Strengthening the Tower Base Transceiver Station STO Cepu. Started with the manufacture of a support sling which the function is to retain the tower so that the tower does not collapse when doing excavation work on the tower leg before casting. After that, the assembly of the foundation reinforcing bars for sections A, B, C, D and casting from sections A - D. Based on the results of the Schedule Performance Index (SPI) analysis, the results of 0.848 in the 3rd period indicate that the project was delayed. To complete the project, it took about 34 days with the calculation of Earned Value analysis which there was 3 days delay from the plan (31 days). Based on the results of the calculation analysis of the Cost Performance Index (CPI) in the 3rd that resilting of 1.631, it shows that the estimated cost to complete the project was 186,822,297 IDR fewer than budgeted, which was 290,828,472 IDR-