PLTU Sanggau merupakan salah satu organisasi di lingkungan PT Indonesia Power yang melakukan fungsi operasional diantaranya mengelola proses operasi serta pemeliharaan pembangkit. PLTU Sanggau memiliki standar tata kelola overhaul, yaitu interval overhaul dilakukan selama 8000 jam operasi. Overhaul dilakukan untuk meningkatkan reliability dan availability pembangkit. Pada kenyataannya, interval overhaul 8000 jam tidak dapat diaplikasikan secara sempurna, yaitu dapat kurang dari 8000 jam atau lebih dari 8000 jam. Permasalahan terbesar bagi pembangkit PLTU adalah harus membuat tingkat availability unit pembangkit tetap tinggi. PLTU Sanggau OMU bertekad mendukung terwujudnya visi induk perusahaan. Langkah pencapaian visi itu tertuang dalam RJP (Rencana Jangka Panjang) 2018 – 2022. Salah satu target yang ingin dicapai oleh induk perusahaan pada tahun 2022 yaitu tercapainya EAF sebesar 81,60%. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu meningkatkan availability dari pembangkit itu sendiri. Maka dibutuhkan strategi untuk meningkatkan availability pembangkit, salah satunya adalah dengan melakukan eliminasi simple inspection. Maka hasil penelitian ini dapat meningkatkan availability pada PLTU dari 67,06% menjadi 82,43% (tahun 2016 ke tahun 2017), dari 70,61% menjadi 84,66% (tahun 2018 ke tahun 2019), kemudian dari 69,27% menjadi 89,38% (tahun 2020 ke tahun 2021).

PLTU Sanggau is one of the organizations within PT Indonesia Power that performs operational functions including managing the operation process and maintenance of the plant. PLTU Sanggau has an overhaul governance standard, namely the overhaul interval is carried out for 8000 hours of operation. Overhaul is done to increase the reliability and availability of the plant. In reality, the overhaul interval of 8000 hours cannot be perfectly applied, that is, it can be less than 8000 hours or more than 8000 hours. The biggest problem for coal-fired power plants is that they have to keep the availability level of generating units high. PLTU Sanggau OMU is determined to support the realization of the parent company's vision. The steps to achieve this vision are contained in the RJP (Long Term Plan) 2018 – 2022. One of the targets to be achieved by the parent company in 2022 is the achievement of an EAF of 81.60%. One of the efforts made is to increase the availability of the plant itself. So a strategy is needed to increase the availability of plants, one of which is by eliminating simple inspections. So the results of this study can increase the availability of coal-fired power plants from 67.06% to 82.43% (in 2016 to 2017), from 70.61% to 84.66% (in 2018 to 2019), then from 69.27% to 89.38% (in 2020 to 2021).