Hasil pengujian oleh PT. Wijaya Karya, tanah pada Proyek Jalan Tol Cengkareng-Kunciran merupakan jenis tanah lempung organik yang memiliki sifat daya dukung rendah, kadar air tinggi, kuat geser rendah, sifat kembang susut yang besar, kohesif, kompresibilitas yang tinggi serta deformasi yang sangat besar. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan sifat tanah agar tidak terjadi kegagalan struktur akibat runtuhnya tanah dasar fondasi dan berakibat rusaknya struktur bagian atas. Untuk memperbaiki sifat dari tanah ini digunakan stabilisasi kimiawi dengan Limbah Besi PT.KSI dengan variasi masing-masing 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dengan lama pemeraman 0 dan 7 hari. Dari variasi campuran Limbah Besi, didapatkan nilai persentase optimum untuk penambahan Limbah Besi adalah 20% dengan lama pemeraman 7 hari. Tanah Asli dengan nilai kadar air 39,0833%, Gs = 2,6203, LL = 74,8115%, PL=42,7347%, IP= 32,0768%, SL= 35,9658%, sudut geser= 15⁰40'7,68" dan kohesi C=0,2403 kg/cm2 distabilisasi dengan campuran Limbah Besi PT.KSI 20% dengan pemeraman 7 hari memberikan perbedaan hasil dengan nilai kadar air 30,6436%, Gs = 2,7639, LL = 49,3430%, PL=30,7809%, IP= 18,5621%, SL= 26,7019%, menaikkan sudut geser menjadi 37⁰31'27,48" dan kohesi C=0,1347 kg/cm2. Dari hasil penelitian ini penggunaan Limbah Besi PT. KSI dapat menjadi alternatif bahan yang paling baik untuk stabilisasi tanah lempung pada Proyek Jalan Tol Cengkareng-Kunciran.

Test results by PT. Wijaya Karya, the soil in Cengkareng – Kunciran Highway Project is a type of organic clay soil which has the properties of low carrying capacity, high water content, low shear strength, large shrinkage properties, cohesiveness, high compressibility and very large deformation. Therefore, it is necessary to improve the properties of the soil to avoid structural failure due to the collapse of the foundation ground and result in damage to the upper structure. To improve the properties of this soil used chemical stabilization with iron waste with variations of 5%, 10%, 15%, 20%, and 25% respectively with curing time of 0 and 7 days. From the variation, the mixture of clay soil and iron waste, the optimum percentage value for the addition of lime is 20% with a curing time of 7 days. Pure Clay soil with a water content of 39,0833%, Gs = 2,6203, LL = 74,8115%, PL=42,7347%, IP= 32,0768%, SL= 35,9658%, friction angle= 15⁰40'7,68" and cohesion value C=0,2403 kg/cm2 has stablished by mixture of clay soil and 20% PT.KSI iron waste Clay soil with 7 days curing time with the result a water content of 30,6436%, Gs = 2,7639, LL = 49,3430%, PL= 30,7809%, IP= 18,5621%, SL= 26,7019%, friction angle=37⁰31’27,48” and cohesion value C=0,1347 kg/cm2. From the results of this research the use of PT. KSI Iron Waste can be the best alternative material for stabilizing clay soil in the Cengkareng – Kunciran Highway Project.