Tanah merupakan salah satu unsur penting yang akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan bangunan maupun sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Tanah Lempung dan mineral lempung merupakan tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air. Tanah lempung memiliki daya dukung tanah yang rendah. Bila suatu konstruksi dibangun di atas tanah yang daya dukungnya rendah maka akan terjadi kerusakan-kerusakan pada struktur di atasnya. Kondisi tanah pada pembangunan Proyek Tol Cengkareng-Kunciran, Tangerang Banten yang tergolong jenis tanah lempung, maka memerlukan stabilisasi tanah yang dilakukan salah satunya dengan penambahan semen dan abu sisa pembakaran sampah Listrik Kerakyatan STTPLN untuk meningkatkan nilai daya dukung tanah agar dapat digunakan sebagai lapisan tanah dasar. Dari pengujian yang dilakukan nilai persentase optimum pencampuran terdapat pada pemeraman 28 hari dengan campuran tanah asli + 15% semen + 15% abu sisa pembakaran sampah Listrik Kerakyatan STTPLN dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) sebesar 21,8315% kadar air 6,3344%, berat jenis 2,2780, batas cair 47,6830%, batas plastis 26,5927%, batas susut 21,0913%, indeks plastisitas 27,0937%. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan semen dan abu sisa pembakaran sampah Listrik Kerakyatan STTPLN dapat digunakan sebagai bahan perkuatan lapisan tanah dasar pada proyek Tol Cengkareng-Kunciran, Tangerang Banten.

Soil is one of the important elements that will always be associated with structural work in the field of civil engineering both as a building material and as a support for the foundation of the building. Clay and clay minerals are soil that has certain mineral particles that produce plastic properties on the soil when mixed with water. Clay soil has a low soil bearing capacity. If a construction is built on land with low bearing capacity, there will be damage to the structure above. Soil conditions in the construction of the Cengkareng-Kunciran Toll Road Project, Tangerang Banten which are classified as clay types, require soil stabilization, one of which is the addition of cement and residual electricity from STTPLN's Popular Electricity waste combustion to increase the bearing capacity of the soil to be used as a subsoil. From the test, the optimum percentage of mixing was found in 28 days curing with a mixture of native soil + 15% cement + 15% residual ash of STTPLN populist Electricity waste combustion with a value of California Bearing Ratio (CBR) of 21.8315% moisture content of 6.3344% , density of 2.2780, liquid limit of 47.6830%, plastic limit of 26.5927%, shrinkage limit of 21.0913%, plasticity index of 27.0937%. Based on the results of the research, the use of cement and the residual from the STTPLN Community Electricity waste combustion can be used as a material for strengthening the subgrade on the Cengkareng-Kunciran Toll Road project, Tangerang Banten.