Korosi merupakan salah satu masalah utama yang mempengaruhi integritas dan umur panjang pipa bawah tanah, terutama pada sistem pemadam kebakaran di pabrik Compressed Natural Gas (CNG). Namun Apa saja metode yang dapat di lakukan untuk menentukan laju korosi dan bagaimana hasil pengukuran dari motede tersebut.Untuk menentukan nilai laju korosi sebuah material dapat dilakukan dengan dua cara yang akurat yaitu dengan cara metode grafimetrik dan metode elktrokimia. Dari hasil pengukuran laju korosi menggunakan metode grafimetrik Pipa Carbon steel A106 GR-B memiliki nilai laju korosi rata rata sebesar 0,09153mm/tahun artinya berdasarkan tabel standard kualitas laju korosi kualitas pipa Carbon steel A106 Gr-B berada pada tingkat Excelent. Pada tingkat ini sebuah baja memiliki ketahanan terhadap korisi yang sangat baik. Sementara nilai laju korosi rata-rata menggunakan metode elektrokimia didapatkan sebesar 0,04mm/tahun. Hasil ini tidak jauh berbeda dari pengukuran metode grafimetrik.

Corrosion is a major issue affecting the integrity and longevity of underground pipelines, especially in fire suppression systems at Compressed Natural Gas (CNG) plants. However, what methods can be employed to determine the rate of corrosion and how do the measurement results from these methods compare? To determine the corrosion rate of a material, two accurate methods can be used: the gravimetric method and the electrochemical method. Measurements using the gravimetric method revealed that the corrosion rate of Carbon Steel Pipe A106 GR-B over periods of 1 week, 2 weeks, 3 weeks, and 4 weeks averaged 0.09153 mm/year. According to the standard quality table, this corrosion rate indicates that the Carbon Steel Pipe A106 GR-B is rated as Excellent. At this level, the steel exhibits very good corrosion resistance. Meanwhile, the average corrosion rate measured using the electrochemical method was 0.04 mm/year. This result is consistent with the gravimetric method measurements.