Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memang menjadi tulang punggung pembangkit energi di Indonesia. Namun, penggunaan batu bara sebagai bahan bakar utama menimbulkan dilema. Di satu sisi, batu bara menghasilkan energi yang melimpah, di sisi lain emisinya memperparah perubahan iklim dan pencemaran udara. Menyadari hal ini, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah dengan menerapkan teknologi CoFiring di PLTU. Co-Firing memungkinkan pembakaran dua jenis bahan bakar secara bersamaan, dan batu bara dengan biomassa menjadi salah satu kombinasi potensial untuk mengurangi emisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengupas lebih dalam pengaruh CoFiring Tankos 5% terhadap kinerja PLTU Bengkayang 2x50 MW, khususnya pada nilai plant heat rate dan efisiensi turbin. Data yang digunakan berasal dari hasil Performance Test PLTU Bengkayang 2x50 MW di Kalimantan Barat. Data tersebut diolah dengan menghitung nilai efisiensi boiler, kerja turbin, efisiensi turbin, dan plant heat rate. Hasil perhitungan menunjukan bahwa penggunaan Co-firing Tankos 5% menunjukan performance yang lebih baik, pada Beban 47.7 MW menunjukan nilai GPHR sebesar 2917 kCal/kWh sedangkan pada beban yang sama dengan Coalfiring menunjukan nilai GPHR sebesar 2924 kCal/kWh.

Coal-fired power plants (CFPP) are indeed the backbone of energy generation in Indonesia. However, the use of coal as the main fuel presents a dilemma. On one hand, coal produces abundant energy, but on the other hand, its emissions exacerbate climate change and air pollution. Recognizing this, the Indonesian government is committed to achieving net-zero emissions by 2060. One strategic step taken is implementing Co-Firing technology in CFPPs. Co-Firing allows the simultaneous combustion of two types of fuel, and coal with biomass is one potential combination to reduce emissions. This study aims to delve deeper into the influence of 5% Biomass Tankos Co-Firing on the performance of the Bengkayang 2x50 MW CFPP, particularly on the plant heat rate and turbine efficiency values. The data used is derived from the Performance Test results of the Bengkayang 2x50 MW CFPP in West Kalimantan. This data is processed by calculating boiler efficiency, turbine work, turbine efficiency, and plant heat rate. The calculation results show that the use of 5% Tankos co-firing shows better performance, at a load of 47.7 MW shows a GPHR value of 2917 kCal/kWh while at the same load with Coalfiring shows a GPHR value of 2924 kCal/kWh.