Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak digunakan dalam pelaksanaan struktur modern. Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air, dan agregat atau dicampur dengan bahan tambahan yang berupa bahan kimia. Pembuatan beton menggunakan limbah tulang sapi dan limbah keramik masih belum banyak dimanfaatkan di indonesia. Dari permasalahan tersebut akan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk pemanfaatan limbah keramik sebagai bahan subtitusi agregat kasar dan limbah tulang sapi sebagai subtitusi semen. Sampel yang digunakan adalah berbentuk silinder dengan ukuran 15 cm x 30 cm. Beton yang direncanakan fc’ 25 MPa dengan proporsi penggunaan limbah keramik 30% untuk subtitusi agregat kasar dan limbah tulang sapi 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% untuk subtiusi semen, kemudian dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa nilai kuat tekan yang paling optimum terdapat pada variasi 3 dengan campuran 30% keramik dan 7,5% tulang sapi dengan umur 28 hari kuat tekan sebesar 26,516 MPa dan absorpsi terkecil pada variasi 4 dengan campuran 30% keramik dan 10% tulang sapi dengan umur 28 hari sebesar 3,20%

Most of construction use materials in the construction modern structures. It was obtained by mixing cement, water, and aggregate or mixed with a chemical adder. Concrete production using cow bone waste and ceramic waste has not been widely used in Indonesia. Such research will be made on the purpose of using ceramic waste asa crude subtitling and asa cement subtitling. The samples used are cylindrical measuring 15 cm by 30 cm. The concrete planned by fc '25 MPa with the proportions of the ceramic waste of 30% to the rough substation and the bone wastes of beef 0%, 2.5%,5%, 7.5% and 10% for the cement substitutes, then a strong test of press is made at 7 days, 14 days, and 28 days. It determine that the most optimum hard pressure value is found at variations 3 with a compound of 30% ceramic and 7.5% of cow bone strength a press of 26,516 and 3.210% by absorption