Indonesia merupakan negara dengan intensitas gempa bumi yang sangat tinggi. Salah satu kota di Indonesia yaitu Yogyakarta. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu belakangan ini sering terjadi gempa di daerah Yogyakarta yaitu pada tahun 2006 dan yang terbaru terjadi gempa lagi pada tahun 2017. Gempa tersebut terjadi akibat adanya pergeseran lempeng tektonik di sekitar wilayah Yogyakarta. Mengenai hal ini, pembangunan infrastruktur di daerah Yogyakarta harus mempertimbangkan beban akibat gempa dalam perancangannya. Pada penelitian ini membahas mengenai analisis suatu struktur bangunan gedung terhadap beban gempa dengan metode analisis time history dengan menggunakan rekaman gerak tanah pada gempa Imperial Valley, Loma Prieta, Northridge, dan Tabas Iran. Dari penelitian ini, dapat diketahui pengaruh beban gempa terhadap respons struktur bangunan gedung yaitu gaya geser dasar dan simpangan struktur bangunan dengan shearwall dan tanpa shearwall. Struktur bangunan ini di analisis dengan bantuan program komputer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya geser dasar maksimum terjadi saat di analisis dengan rekaman gerak tanah gempa Northridge yaitu sebesar 3,284 kN arah X dan 3,459 kN arah Y untuk bangunan tanpa shearwall. Gaya geser dasar maksimum bangunan dengan shearwall sebesar 3,371 kN arah X dan 3,942 kN arah Y. Simpangan maksimum juga terjadi saat di analisis dengan rekaman gerak tanah gempa Northridge untuk arah X diperoleh pada bangunan menggunakan shearwall sebesar 25,033 mm pada ketinggian 24 m sedangkan simpangan maksimum arah Y diperoleh pada bangunan tanpa shearwall sebesar 40,085 mm pada ketinggian 24 m. Serta pada bangunan tanpa shearwall untuk lantai 2 dan 3 bangunan tidak memenuhi syarat untuk menahan simpangan antar tingkat lantai dari gempa Northridge.

Indonesia is a country with a very high earthquake intensity. One of the cities in Indonesia is Yogyakarta. According to BMKG some time ago earthquakes often occur in the area of Yogyakarta in 2006 and the latest earthquake occurred again in 2017. The earthquake occurred due to a shift of tectonic plates around the area of Yogyakarta. Regarding this matter, infrastructure development in Yogyakarta area must consider the load caused by earthquake in structure design. In this study discusses the analysis of a building structure against earthquake loads by time history analysis method using ground motion recording in Imperial Valley, Loma Prieta, Northridge, and Tabas Iran. This research, can know the influence of earthquake load on the response of the building structure that is the base shear force and displacement of the building structure with shearwall and without shearwall. This building structure is analyzed with the help of computer program. The results of this study indicate that the maximum base shear force occurs when analyzed by Northridge earthquake recording ground motion of 3,284 kN X and 3,459 kN Y direction for buildings without shearwall. Maximum base shear force of buildings with shearwall of 3,371 kN in direction X and 3,942 kN direction Y. Maximum displacement also occurs when analyzed with Northridge earthquake recording ground motion for the X direction obtained in buildings using shearwall of 25,033 mm at a height of 24 m while the maximum displacement direction Y is obtained in buildings without shearwall of 40,085 mm at a height of 24 m. As well as on buildings without shearwall for second and third floor buildings are not eligible to withstand the drift from the Northridge earthquake.