Pemakaian limbah keramik sebagai pengganti agregat halus dikarenakan limbah ini dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan, antara lain jika bongkahan limbah keramik dibuang sembarangan ke sungai, maka akan terjadi sedimentasi, sehingga terjadi pendangkalan sungai yang akan mengakibatkan banjir ketika musim hujan datang, dan lingkungan tempat pembuangan limbah keramik akan sulit ditumbuhi oleh tanaman, sehingga ketika musim kemarau lingkungan tersebut akan mengalami kekeringan dan debunya dapat mencemari udara. Dari permasalahan tersebut akan dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah keramik sebagai pengganti agregat halus pada pencampuran beton K-225. Benda uji beton yang dibuat berukuran 15 x 30 cm dan direncanakan sesuai dengan SNI 03–2847-2002, nilai FAS 0,47, slump 80–130 mm, proporsi campuran ada 5 variasi yaitu campuran beton normal, campuran limbah keramik dengan variasi 5%, 10%, 15%, 20%,. Parameter pengujian adalah slump test, kuat tekan beton dan kuat tarik beton. Untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik beton dilakukan pada hari ke 7, 14, 21 dan 28. Penggunaan limbah keramik sebagai pengganti agregat halus ternyata dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik beton.Nilai kuat tekan yang paling tinggi adalah beton dengan variasi limbah keramik sebesar 10%, yaitu 233,82kg/cm² ( 19,41Mpa ), sedangkan nilai kuat tekan beton normal sebesar 228,04kg/cm² ( 18,77 Mpa ). Dan untuk pengujian Nilai kuat tarik yang paling tinggi adalah beton dengan variasi limbah keramik sebesar 10%, yaitu 23,09 kg/cm² ( 1,92 Mpa), sedangkan nilai kuat tekan beton normal sebesar 20,45kg/cm² ( 0,17 Mpa ).

The use of ceramic waste as a substitute for fine aggregate because of this waste can cause damage to the environment, for example if the chunks of ceramic waste disposed randomly into the river, there will be sedimentation, resulting in silting the river that will cause flooding when the rainy season comes, ceramics will be difficult to overgrown by plants, so that when the dry season the environment will experience drought and dust can pollute the air. From these problems will be conducted research on the utilization of ceramic waste as a substitute of fine aggregate in mixing K-225 concrete. The concrete test specimens are 15 x 30 cm in size and planned according to SNI 03-2847-2002, FAS value 0.47, slump 80-130 mm, mixed proportions there are 5 variations of normal concrete mix, ceramic waste mixture with variation 5% , 10%, 15%, 20% ,. Test parameters are slump test, concrete compressive strength and concrete tensile strength. For test of compressive strength and tensile strength of concrete done on days 7, 14, 21 and 28. The use of ceramic waste as a substitute for fine aggregate turns out to increase the compressive strength and tensile strength of concrete. The highest compressive strength value is concrete with 10% wastewater ceramic variation, which is 233,82kg/cm² ( 19,41Mpa ) while the normal concrete compressive strength value is 228,04kg/cm² ( 18,77 Mpa ). And for testing The highest value of tensile strength is concrete with 10% of ceramic waste, which is 23,09 kg/cm² ( 1,92 Mpa), while the normal concrete compressive strength value is 20,45kg/cm²( 0,17 Mpa ).